Liburan di bali, wuenak e pol
Aku bekerja sebagai account manager disatu perusahaan consumer goods yang besar. Dalam memasarkan produknya, perusahaan menyelenggarakan perlombaan bagi para distributor dalam mencapai tager distribusi mereka. Perusahaan menyediakan dana yang cukup besar untuk memotivasi para distributor yang berhasil. Hadiahnya tidak diberikan dalam bentuk cash tetapi dalam bentuk peralatan kantor, yang dibeli dari perusahaan ATK, satu grup dengan perusahaan, atau dalam bentuk perjalanan wisata. Inipun diatur oleh perusahaan perjalanan yang merupakan anggota grup perusahaan juga. Sebagai account manager, aku cukup dekat berinterkasi dengan para pimpinan distributor, salah satunya adalah pak Deni, salah satu diantara beberapa distributor besar yang membantu perusahaan. Perusahaan pak Deni telah beberapa kali memenangkan hadiah karena merupakan satu dari 3 distributor tebaik dalam 1 tahun.
Hadiah biasanya diberikan kepada manager yang dianggap paling berjasa dalam bentuk berwisata sekeluarga. Kali ini, pak Deni memanggil aku untuk membicarakan bentuk hadiah bagi perusahaannya. "Gini Nes", kata pak Deni memulai diskusi. "Aku ingin memanfaatkan hadiah yang aku menangkan". "Lo pak, kan biasanya diberikan kepada manager yang berjasa". "Dari beberapa kali perusahaanku menang, semua managerku sudah mendapat giliran berwisata, malah ada yang keluar negeri. Kali ini aku yang mau menikmatinya. Besarnya anggaran untuk hadiah bagi perusahaanku berapa Nes?" Aku menyebutkan angkanya. "Aku ingin berlibur ke Bali, tidak bawa keluarga he he", katanya sambil tertawa. "memang aku gak punya keluarga kan", lanjutnya sambil tersenyum. Memang pak Deni kudengar seorang duren, duda kerenlah, belum tua, late thirties lah. "Cuma karena aku sendiri yang pergi, boleh gak kalo aku yang milih lokasinya di Bali dan siapa yang akan aku ajak". "Bisa diatur pak, perusahaan kan taunya anggaran tidak terlampaui, selama masih masuk anggaran mah gak masalah. Bapak mo ajak siapa sih, ceweknya ya", godaku. "Aku mo ajak kamu Nes". "Hah, gak salah pak". "ayolah, sesekali kamu nemenin aku refreshing lah. Kan selama ini aku juga membantu kamu mencapai targetmu, iya kan. Harus fairlah untuk kedua belah pihak". "Iya pak, buat bapak apa sih yang gak boleh", jawabku, aku senang mendengar dia mengajakku walaupun aku tau apa yang sebenarnya dia inginkan dari aku, pasti kepuasan sex. Gak masalah buat aku, aku juga suka kepada lelaki seperti pak Deni, dia masuk tipe lelaki yang aku suka. Ganteng, atletis. Pak Deni mengusulkan agar lokasi yang dipilih adalah didaerah Seminyak, salah satu resor mewah di Bali. "Kamu itungin deh, terbang di kelas bisnis buat berdua dan nginep di vila Surga Dunia (bukan nama sebenarnya) yang 1bedroom, anggarannya cukup untuk berapa malem". Aku punya daftar lengkap mengenai harga flight dan hotel2 dibeberapa daerah tujuan wisata, termasuk Bali. "Karena rupiah terdepresiasi sekitar 30% terhadap US$ maka anggarannya hanya cukup buat 2 malem dan business class flight pak". "Ya udah, kamu lapor ke kantor, aku minta kamu yang mengescort aku selama di Bali, bisnis class flight buat 2 orang, dan nginep di vila itu selama 2 malem. Kita mo brangkat kapan?" "Gimana kalo Jumat sore after office hour pak". "Ok". Aku segera membuat laporan kekantor termasuk ijin untuk mengescort pak Deni. Gak masalah buat kantor, karena para account, mo lelaki atawa prempuan, manager punya kewajiban untuk mengentertain distributor2 besar seperti pak Deni, apalagi dia satu dari 3 yang terbaik. Tiket dan bookingan vila serta tour, kuatur dengan perusahaan perjalanan group. Setelah semuanya beres, pak Deni kuberi tau, "Pak semua arrangement sesuai rencana bapak". "Ok, tengkiu Nes, sampe Jumat sore ya". Aku dah tanya ke temenku di perusahaan perjalanan seperti apa sih vila itu, temenku bilang ya kaya rumah besar aja, cuma kamar tidurnya 1, ada private pool tertutup dihalaman belakangnya. Wah asik dong, aku ber honeymoon 2 malem ama pak Deni neh.
Pada harinya, kita ketemu di airport, dia kelihatan santai banget, pakaiannya sangat casual, tidak seperti biasa kalo aku ketemu dia di kantornya, formal pake dai walaupun gak pake jas. Akupun pake "seragam berburu om2" ku, jins ketat dan tank top yang juga ketat sehingga semua bukit dan lembah yang ada ditubuhku tercetak dengan jelas. "Kamu merangsang sekali Nes". "Tenang pak, bapak bisa menikmati semuanya nanti di vila", aku terus terang menawarkan servisku. Dia tersenyum. Di pesawat, kalo tidak menggengam tanganku, dia mengelus2 pahaku, geli2 asik walaupun masih tertutup jins. aku sengaja mengangkangkan pahaku sampe selebar kursi kelas bisnis yang gede, sehingga tangannya langsung menggosok selangkanganku. Kebetulan kelas bisnisnya hanya ada 3 pasangan walaupun kelas ekonominya penuh sesak. Aku jadi menggeliat ketika tangannya menggosok2 selangkanganku. "Paak", bisikku ditelinganya, kawatir kedengaran penumpang lain atau pramugari yang kebetulan lewat. "Jangan panggil pak dong". "abis panggil apa, om aja ya". "Kamu sukanya sama om om ya Nes". "Iya om, Ines maennya selalu ama om om". "Napa kok gak cari yang pantaran kamu, kamu kan masih tergolong abg". "Gak tau deh om, dah terbiasa kali ya, Ines pernah maen ama yang dikit lebih tua dari Ines, hambar rasanya, jadi Ines gak bisa klimax de. Gak nikmat kan kalo gitu". "emangnya kalo ama om om bisa". "La iya lah, Ines kadang bisa 2-3 kali klimax, baru si om ngecrot". "Didalem Nes". "Iya om, biar nikmat". "Polos?". "Iya lah, Ines paling suka kalo Ines klimax terus si om ngecrot dialem, nikmat banget deh klimax bareng kesemprot peju anget". "Kamu gak takut hamil Nes". "ines minum obat om kalo lagi subur. Tapi kalo lagi subur, Ines napsunya lebih berkobar2, jadi cepet dan sering bisa kliax beberapa kali, lebih nikmat de om". Omongan itu kita lakukan sembari berbisik2 tentunya. Tanganku pun mengarah keselangkangannya, terasa sesuatu yang keras sekali ngumpet diselangkangannya. "Om dah keras banget, mo Ines isep om?" "Di toilet? Masuknya ber2, gak lah, kelihatan banget, kan toiletnya didepan, pramugarinya duduk disitu, bisa digedor nanti. Aku nunggu sampe di vila aja de, biar tambah napsu kan". Aku hanya tersenyum, tanganku meneruskan tugasnya menggosok selangkangannya, kuremas pelan, terasa sesuatu yang besar dan keras. "Om punya besar ya". "18x5". "Wah gede banget om, panjang lagi, wah Ines bisa klenger2 nantinya". "Emangnya kamu biasanya ngerasain yang kecil ya es, masih sempit dong". "Gak kecil2 amat si om tapi gak segede om punya. Pasti masih peret om, Ines kan rutin fitnes dan senam bl, ntar Ines empot deh sampe peju om kering". "Wah jadi makin gak sabar neh pengen ngerasain empotan ines, ntar kalo ketagihan gimana Nes". "Ya gak masalah om, kalo om bisa bikin Ines terkapar saking nikmatnya, Ines mah mau aja tinggal ama om biar tiap malem om bisa Ines servis. Om gak usah nyari abg lagi kan, dah tersedia dirumah". Dia cuma senyum2 saja mendengar bisikanku yang terakhir ini. "Om penyalurannya sama abg ya". "La iyalah, masak ama yang seumuran om, dah alot", jawabnya sambil tertawa. "Sama abg yang bahenol dan buluan seperti kamu Nes". "Kok om tau ines buluan, emangnya bisa nembus jins ya mata om". "Ya keliatan lah Nes, luar kota aja dah rame, apalagi dalem kota". "Maksudnya om". Bulu tangan kamu aja panjang2, terus kamu kumisan, pasti jembut kamu lebat. Om suka ama prempuan yang buluan, yang jembutnya lebat". "Napa om". "Napsunya gede, sekarang kamu lagi masa subur gak". "Iya om lagi subur, jangan kawatir ines bawa obatnya kok". "Gak kawatir, cuma ngebayangin kaya apa liarnya kamu nanti, dah napsu besar ditambah lagi subur lagi, dobel besar napsu kamu ya". Ngobrol vulgar seperti itu gak keganggu karena dah selesai makan dan pramugari dah ngambil semua peralatan makan minum.
Gak lama kemudian lampu tanda menggunakan seatbelt menyala. Sebentar kemudian pesawat landing dengan mulus di bandara. Setelah mengambil bagasi, kamipun keluar bandara. Didepan dah tersedia kendaraan dari vila yang menjemput kami. "Bapak dan ibu masih ada yang mau dituju atau langsung ke vila", tanya sopirnya. "Ke vila aja pak", jawabku. Sesampai ke vila, front office menghandle cek in kami dengan sangat efektif, sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, kami sudah ada didalem vila pesananku. Biar yipe 1bedroom tapi mewah fasilitasnya. Ruang tamu berisi sofa jok kulit, tv lcd 42 inch, dvd dan sound system. agak kedalem ada meja makan, pantri kering dan lemari es. Didalem lemari es ada buah dan soft drink, tersedia dispenser air panas dan dingin, semua dah termasuk harga sewa vila. Ada dapur kecil lengkap dengan gas oven, microwave oven dan coffee makernya, pokoknya mewah lah, tentunya tidak ketinggalan kopi, teh, gula, snack pun tersedia lengkap.
Kamar tidurnya pun mewah, dengan ranjang besar, seperangkat sofa, tv lcd ukuran 32 inch dan dvd dan soundsystem juga. Kamar mandinya dengan shower booth dan bath tub besar. Toileteriesnya pun tersedia lengkap, juga sepasang baju mandi dan handuk ukuran besar. Yang paling menarik perhatianku adalah pool yang ada dihalaman belakang, tertutup tembok dan dihiasi dengan pepohonan, gak tinggi tapi rimbun, penerangannya temaram, terutama di gazebo nya. lantainya luas dan tertutup matras. "Wah om, mewah banget ya". "Makanya aku milih ke Seminyak Nes, kaya tinggak di rumah". Mo berenang?'" "emangnya gak dingin om". "Ya enggak lah, Seminyak kan gak jauh dari pantai, biasanya panas. Kamu bawa bikini gak". "Bawa om, ines ganti bentar ya". Aku memang membawa beberapa potong bikini yang minim. Ketika aku keluar hanya berbikini ria, dia sedang berbaring di matras di gazebo. Hanya mengenakan celana dalam.
ada sesuatu yang sangat menonjol di selangkangannya, besar dan panjang, sampe kepalanya nongol dibagian atas cdnya. Dia terbelalak memandangi bodiku yang hanya terbungkus bikini minim. "Nes, kamu merangsang sekali". "om juga, kon tol om gede en panjang banget ya, kepalanya sampe nongol gitu, dah keras banget ya ngacengnya". Aku berbaring disebelahnya. Segera aku dipeluknya dan langsung bibirku diciumnya dengan penuh nafsu, terasa sekali bibirnya mengemut kedua bibirku. Aku menjulurkan lidahnya kedalam mulutnya dan segera dibelit dengan lidahnya dan diisapnya. Gantian dia menjulurkan lidahnya kedalam mulutku, yang segera kusambut dengan lilitan lidahku dan bales aku yang ngemut lidahnya.
Tangannya segera juga menuamber toketku yang masih terbungkus bra bikini dan diremasnya dengan gemas. Aku gak mau kalah, kon tolnya yang sudah keras banget kuremas kepalanya yang nongol dari vagian atas cdnya, "Om keras banget ngacengnya". Dia menguraikan ikatan braku dan melanjutkan meremas ke2 toketku bergantian, sembari tetap mengulum2 bibirku. Dari bibir, jilatannya pindah ke kuping dan tengkukku sembari memlintir2 pentilku yang sebentar saja sudah mengeras. aku menggeliat2 kegelian karena jilatan di kuping dan tengkukku serta pilinan di pentilku. Tak lama kemudian ciumannya turun ke pentilku, dijilat2 dulu kemudian diisep2 pelan2. aku makin menggeliat2 dan mulai melenguh, "Oooom, geli". "Geli apa nikmat?' "Dua2nya om, aaah...". Aku merasa ada rabaan di pahaku. Paha makin kukangkangkan karena aku tau pasti dia sedang ngelus2 pahaku. Aku jadi menggeliat2 karena rabaannya pada paha bagian dalam, “Aah”, erangku, karena napsuku makin naik. “Kenapa Nes, napsu ya”, katanya. “Tangan om nakal sih”, kataku terengah. elusannya makin lama makin naik ke atas. Kini tangannya mulai meraba dan meremes me mekku dari luar cd bikiniku, Aku semakin terangsang karena ulahnya, “Aah om, ines makin napsu nih”, erangku. “Iya Nes, cd bikini kamu udah basah begini. Benerkan, Kamu ternyata napsunya besar ya".
Sapuan lidahnya turun keperutku, kepuserku, sehingga aku kembali menggeliat2 kegelian sambil melenguh gak putus2, "Aah oom, pinter amat seh ngerangsang napsunya Ines". Dia makin nakal ulahnya, pahaku makin dikangkangkannya dan terasa hembusan napasnya yang hangat di pahaku. Dia mulai menjilati pahaku, dari bawah bergerak perlahan keatas sambil digigit2nya pelan. Aku menggigil menahan geli saat lidahnya menyelisuri pahaku.
Jilatannya kemudian mengarah kelutut, betis dan kakiku, makin membuat aku melenguh kegelian, "oom, aaah, geli oom". jari2 kakiku dijilatinya, termasuk telapak kakiku, "oom, geli oom", lenguhku berulang kali. Jilatannya kembali naik keatas, terus sampe ke CD ku. Dijilat2nya pinggiran CD ku dan disingkapnya CDku yang memang minim itu, jembutku berhamburan keluar, singkapannya makin lebar sehingga dia bisa menjilat2 it il ama lubang me mekku. "Ooom, aaah", kembali aku melenguh, kali ini saking nikmatnya. CD ku yang minim itu dengan mudah disingkirkan disingkirkan kesamping dan tak lama kemudian terasa lidahnya menghunjam ke me mekku yang sudah sangat basah. Aku hanya pasrah saja atas perlakuannya, aku hanya bisa mengerang karena rangsangan pada me mekku itu. Lidahnya menyusup ke dalam me mekku dan mulai bergerak keatas. Aku makin mengejang ketika dia mulai menjilati it ilku. “Aah om, Ines sudah pengen dien tot”, aku mengerang saking napsunya.
sementara tangannya masih aktif mengelus2 me mekku dari luar CD ku. Terasa jarinya menyusup kedalam cdku lewat samping. Terasa sekali jarinya mengorek2 me mekku mencari it ilku, setelah ketemu langsung saja dikilik2nya, menggantikan peran lidahnya. “Ooom…”, erangku. me mekku menjadi makin basah.
Dia menghentikan aksinya, kembali memelukku dan mencium bibirku dengan napsunya. Lidahnya kembali menerobos bibirku dan mencari lidahku, segera aku bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling membelit didalam mulutku. Pelukannya makin erat, Terasa ada sesuatu yang mengganjal diperutku, kon tolnya rupanya sudah ngaceng berat seperti dugaanku. Tangannya mulai bergerak kebawah, meremas pantatku, sedang tangan satunya masih ketat mendekapku. Aku menggelinjang karena remasan dipantatku dan tekanan kon tolnya yang ngaceng itu makin terasa diperutku. “Aah”, lenguhku sementara bibirku masih terus dikulumnya dengan penuh napsu juga. Lidahnya kemudian dikeluarkan dari mulutku, bibirku dijilati kemudian turun ke daguku. Tangannya bergeser dari pantatku ke arah me mekku, “Aah”, kembali aku mengerang ketika jarinya kembali mengilik me mekku dari luar cdku. Lidahnya mengarah ke leherku, dijilatinya sehingga aku menggeliat2 kegelian. Sementara itu jarinya sudah menyusup kembali ke dalam cdku lewat samping dan mulai mengelus2 me mekku yang sudah sangat basah itu dan kemudian menjadikan it ilku sasaran berikutnya.Digerakkannya jarinya memutar menggesek it ilku. cdku ditariknya ikatannya sehingga lepas dan dia mulai menggarap me mekku lagi. “Nes, jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu gede banget. Dikilik sebentar aja udah basah begini”, katanya sambil mengangkangkan pahaku lagi. Jembutku disingkirkannya dan langsung saja mulutnya menyosor me mekku lagi. Bibir me mekku diemutnya, lidahnya menyyusup masuk melalui bibir me mekku. Tanpa sadar aku meremes2 rambutnya. Lidahnya mulai menjilati it ilku, perutku mengejang karena menahan kenikmatan rangsangannya.
“Aah terus om, enak”, teriakku. Kepalanya kutekan sehingga menempel erat di me mekku. Lidahnya makin seru saja mengilik me mek dan it ilku. Cairan me mekku diisepnya, itu membuatku makin melayang2. Ketika aku udah hampir nyampe, dia menghentikan aksinya, “Kenapa brenti”, protesku. “ines sudah ampir nyampe”.
Dia melepas cdnya, benar dugaanku. Ternyata kon tolnya besar dan panjang, bengkung keatas dan sudah ngaceng berat. Aku ditariknya bangun kemudian disuruh menelungkup dipinggir matras. Dia memposisikan dirinya dibelakangku, punggungku didorong sedikit sehingga aku menjadi lebih nungging. Pahaku digesernya agar lebih membuka. Aku menggelinjang ketika merasa ada menggesek2 me mekku. me mekku yang sudah sangat licin itu membantu masuknya kon tol besarnya dengan lebih mudah. Kepala kon tolnya sudah terjepit di me mekku. Terasa sekali kon tolnya sesek mengganjal di selangkanganku. “Aah, gede banget kon tol om”, erangku.
Dia diam saja, malah terus mendorong kon tolnya masuk pelan2. Aku menggeletar ketika kon tolnya masuk makin dalam. Nikmat banget rasanya kemasukan kon tolnya yang besar idan bengkong tu. Pelan2 dia menarik kon tolnya keluar dan didorongnya lagi dengan pelan juga, gerakan keluar masuk kon tolnya makin cepat sehingga akhirnya dengan satu hentakan kon tolnya nancep semua di me mekku. “Aah, enak banget kon tol om”, jeritku. “me mekmu juga peret banget deh Nes. baru sekali aku ngerasain me mek seperet me mekmu”, katanya sambil mengenjotkan kon tolnya keluar masuk me mekku. “Huh”, dengusku ketika terasa kon tolnya nancep semua di me mekku, Terasa biji pelernya menempel ketat di pantatku. me mekku terasa berdenyut meremes2 kon tolnya yang nancep dalem sekali karena panjangnya. Tangannya yang tadinya memegang pinggulku mulai meremes toketku dengan gemesnya. Aku menjadi menggelinjang karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk kon tolnya makin dipercepat. Tubuhku makin bergetar merasakan gesekan kon tolnya yang bengkon itu di me mekku. “Enak om, enjotin yang keras, aah, nikmatnya. Ines mau deh om en tot tiap hari”, erangku gak karuan. Keluar masuknya kon tolnya di me mekku makin lancar karena cairan me mekku makin banyak, seakan menjadi pelumas kon tolnya.
Dia menelungkup dibadanku dan mencium kudukku. Aku menjadi menggelinjang kegelian. Pinter banget dia merangsang dan memberi aku nikmat yang luar biasa. Toketku dilepaskannya dan tangannya menarik wajahku agar menengok ke belakang, kemudian bibirku segera diciumnya dengan napsunya. Lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Tangannya kembali meneruskan tugasnya meremes2 toketku. Sementara itu, kon tolnya tetep dienjotkan keluar masuk dengan cepat dan keras. Jembutnya yang kasar dan lebat itu berkali2 menggesek pantatku ketika kon tolnya nancep semuanya di me mekku. Aku menjadi mengerang keenakan berkali2, ini menambah semangatnya untuk makin mgencar mengenjot me mekku.
Pantatku mulai bergerak mengikuti irama enjotan kon tolnya. Pantatku makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan kon tolnya sehingga rasanya kon tolnya nancep lebih dalem lagi di me mekku. “Terus om, enjot yang keras, aah nikmat banget deh dien tot om”, erangku. Dia makin seru saja mengenjot me mekku dengan kon tolnya. Aku tersentak. Perutku terasa kejang menahan kenikmatan yang luar biasa. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas melumat bibirnya juga, sementara gesekan kon tolnya pada me mekku tetep saja terjadi. Akhirnya aku tidak dapat menahan rangsangan lebih lama, me mekku mengejang dan “Om, Ines nyampe aah”, teriakku. me mekku berdenyut hebat mencengkeram kon tolnya sehingga akhirnya, kon tolnya mengedut mengecretkan pejunya sampe 5 semburan. Terasa banget pejunya yang anget menyembur menyirami me mekku.
kon tolnya terus dienjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejunya. Akhirnya aku ambruk kematras dan dia menindihku. Napasku memburu, demikian juga napasnya. kon tolnya terlepas dari jepitan me mekku sehingga terasa pejunya ikut keluar mengalir di pahaku. Dia segera telentang dimatras supaya tidak menindih aku.
“Nes, nikmat banget deh me mek kamu, peret dan empotannya kerasa banget”, katanya.
Dia bangun dan masuk ke vila, "Pindah kekamar yuk Nes", ajaknya. Dengan malas, karena masih ngerasa nikmat akupun bangkit dan mengikutinya masuk kekamar. Dikamar aku telentang diranjang, sementara dia masuk ke kamar mandi. Terdengar grujukan air, dia rupanya sedang membersihkan dirinya, sementara aku masih saja telentang di ranjang menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja aku rasakan. Dia keluar dari kamar mandi, “kamu napsuin deh Nes, toket kamu gede dan kenceng, mana pentilnya gede lagi. sering diemut ya Nes”, katanya. Aku hanya tersenyum mendengar ocehannya. “Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih. Aku paling napsu ngeliat cewek kayak kamu ini, toketnya gede kenceng dan jembutnya lebat, nikmat banget dien totnya,” katanya lagi. Dia berbaring disebelahku dan memelukku, “Nes aku pengen lagi deh”, katanya. Aku kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi, tapi aku suka lelaki kaya begini, udah kon tolnya gede dan panjang, kuat lagi ngen totnya. Dia mulai menciumi leherku dan lidahnya menjilati leherku. Aku menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirku segera diciumnya, lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Sementara itu tangannya mulai meremes2 toketku dengan gemes. Dia melepaskan bibirku tetapi lidahnya terus saja menjilati bibirku, daguku, leherku dan akhirnya toketku. Pentilku yang sudah mengeras dijilatinya kemudian diemutnya dengan rakus. Aku menggeliat2 karena napsuku makin memuncak juga. “Aah, om napsu banget sih, tapi Ines suka banget”, erangku. Toketku yang sebelah lagi diremes2nya dengan gemes. Jari2nya menggeser kebawah, keperutlu, Puserku dikorek2nya sehingga aku makin menggelinjang kegelian. Akhirnya jembutku dielus2nya, tidak lama karena kemudian jarinya menyusup melalui jembutku mengilik2 me mekku. Pahaku otomatis kukangkangkan untuk mempermudah dia mengilik me mekku. “Aah”, aku melenguh saking nikmatnya. Dia membalik posisinya sehingga kepalanya ada di me mekku, otomatis kon tolnya yang sudah ngaceng ada didekat mukaku. Sementara dia mengilik me mek dan it ilku dengan lidahnya, kon tolnya kuremes dan kukocok2, keras banget kon tolnya. Kepalanya mulai kujilati dan kuemut pelan, lidahnya makin terasa menekan2 it ilku sehingga pantatku terangkat dengan sendirinya.
Enggak lama aku mengemut kon tolnya sebab dia segera membalikkan badannya dan menelungkup diatasku, kon tolnya ditancapkannya di me mekku dan mulai ditekennya masuk kedalam. Setelah nancep semua, mulai dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Bibirku kembali dilumatnya dengan penuh napsu, sementara itu terasa banget kon tolnya mengisi seluruh ruang me mekku sampe terasa sesek. Nikmat banget ngen tot sama dia. Aku menggeliat2kan pantatku mengiringi enjotan kon tolnya itu. Cukup lama dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk, tiba2 dia berhenti dan mencabut kon tolnya dari me mekku. Dia turun dari ranjang dan duduk di kursi, aku dimintanya untuk duduk dipangkuannya mengangkang diantara kedua kakinya. Dia memelukku dengan erat. Aku sedikit berdiri supaya dia bisa mengarahkan kon tolnya yang masih ngaceng itu masuk ke me mekku. Aku menurunkan badanku sehingga sedikit2 kon tolnya mulai ambles lagi di me mekku. Aku menggeliat merasakan nikmatnya kon tolnya mendesak masuk me mekku sampe nancep semuanya. Jembutnya menggesek jembutku dan biji pelernya terasa menyenggol2 pantatku.
Aku mulai menaik turunkan badanku mengocok kon tolnya dengan me mekku. Dia mengemut pentilku sementara aku aktif bergerak naik turun. Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. “Aah om, enak banget deh, lebih nikmat dari yang tadi”, erangku sambil terus menurun naikkan badanku mengocok kon tolnya yang terjepit erat di me mekku. me mekku mulai berdenyut lagi meremes2 kon tolnya, gerakanku makin liar, aku berusaha menancepkan kon tolnya sedalam2nya di me mekku sambil mengerang2.
Tangannya memegang pinggulku dan membantu agar aku terus mengocok kon tolnya dengan me mekku. Aku memeluk lehernya supaya isa tetep mengenjot kon tolnya, denyutan me mekku makin terasa kuat, dia juga melenguh saking nikmatnya’ “Nes, empotan me mekmu kerasa banget deh, mau deh aku ngen tot ama kamu tiap hari”.
Akhirnya aku gak bisa menahan rangsangan lebih lama dan “Om, Ines nyampe, aah”, teriakku dan kemudian aku terduduk lemas dipangkuannya.
Hebatnya dia belum ngecret juga, kayanya ronde kedua membuat dia bisa ngen tot lebih lama. “Cape Nes”, tanyanya tersenyum sambil terus memelukku. “He eh”, jawabku singkat. Pelan dia mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga aku berdiri, kon tolnya lepas dari jepitan me mekku. kon tolnya masih keras dan berlumuran cairan me mekku. Kembali aku dimintanya nungging dipinggir ranjang, doyan banget dia dengan doggie style.
aku sih oke aja dengan gaya apa saja karena semua gaya juga nikmat buat aku. Dia menjilati kudukku sehingga aku menggelinjang kegelian, perlahan jilatannya turun ke punggung. Terus turun ke pinggang dan akhirnya sampe dipinggulku. Otot perutku terasa tertarik karena rangsangan jilatan itu. Mulutnya terus menjilati, yang menjadi sasaran sekarang adalah pantatku, diciuminya dan digigitnya pelan. Apalagi saat lidahnya mulai menyapu daerah sekitar lubang pantatku. Geli rasanya. Jilatannya turun terus kearah me mekku, kakiku dikangkangkannya supaya dia bisa menjilati me mekku dari belakang, Aku lebih menelungkup sehingga pantatku makin menungging dan me mekku terlihat jelas dari belakang. Dia menjilati me mekku, sehingga kembali aku berteriak2 minta segera dien tot, “Om nakal deh, ayo dong Ines cepetan dien totnya”. Dia berdiri dan memposisikan kon tolnya dibibir me mekku dan dienjotkannya kedalam dengan keras sehingga nancep semua dengan sekali enjotan. Dia mulai mengenjot me mekku dengan kon tolnya, makin lama makin cepat. Aku kembali menggeliat2kan pantatku mengimbangi enjotan kon tolnya dime mekku. Jika dia mengejotkan kon tolnya masuk aku mendorong pantatku kebelakang sehingga menyambut kon tolnya supaya nancep sedalam2nya di me mekku. Toketku berguncang2 ketika dia mengenjot me mekku. Dia meremes2 toketku dan memlintir2 pentilnya sambil terus mengenjotkan kon tolnya keluar masuk. “Terus om, nikmat banget deh”, erangku lagi. Enjotan berjalan terus, sementara itu aku mengganti gerakan pantatku dengan memutar sehingga efeknya seperti meremes kon tolnya. Dengan gerakan memutar, it ilku tergesek kon tolnya setiap kali dia mengenjotkan kon tolnya masuk. Denyutan me mekku makin terasa keras, diapun melenguh, “Nes, nikmat banget empotan me mek kamu”. Akhirnya kembali aku kalah, aku nyampe lagi dengan lenguhan panjang, “Aah nikmatnya, Ines nyampeee”.Otot perutku mengejang dan aku ambruk ke ranjang karena lemesnya.
Aku ditelentangkan di ranjang dan segera dia menaiki tubuhku yang sudah terkapar karena lemesnya. Pahaku dikangkangkannya dan segera dia menancapkan kembali kon tolnya di me mekku. kon tolnya dengan mudah meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena me mekku masih licin karena cairan yang berhamburan ketika aku nyampe. Dia mulai mengenjotkan lagi kon tolnya keluar masuk. Hebat sekali staminanya, kayanya gak ada matinya ni orang. Aku hanya bisa terkapar menikmati sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan kon tolnya. Dia terus mengejotkan kon tolnya dengan cepat dan keras.
Dia kembali menciumi bibirku, lherku dan dengan agak membungkukkan badan dia mengemut pentilku. Sementara itu enjotan kon tolnya tetap berlangsung dengan cepat dan keras. Aku agak sulit bergerak karena dia agak menindih badanku, keringatku sudah bercampur aduk dengan keringatnya. Enggak tau sudah berapa lama dia mengen toti ku sejak pertama tadi. Dia menyusupkan kedua tangannya kepunggungku dan menciumku lagi. kon tolnya terus saja dienjotkan keluar masuk. Perutku mengejang lagi, aku heran juga kok aku cepet banget mau nyampe lagi dien tot dia. Aku mulai menggeliatkan pantatku, kuputar2 mengimbangi enjotan kon tolnya. me mekku makin mengedut mencengkeram kon tolnya, pantatku terkadang terangkat menyambut enjotannya yang keras, sampe akhirnya, “terus om, yang cepet, Ines udah mau nyampe lagi”, teriakku. Dia dengan gencarnya mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dan, “Aah Ines nyampe lagi”, aku berteriak keenakan. Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejunya yang kuat di me mekku. Diapun ngecret dan ambruk diatas badanku. Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 aku karena aku udah nyampe 3 kali sebelum dia akhirnya ngecret dime mekku.
“Om kuat banget deh ngen totnya, mana lama lagi. Nikmat banget ngen tot ama om. Kapan om ngen totin Ines lagi”, kataku. Dia tersenyum mendengar sanjunganku. “Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ngen totin kamu. me mek kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku en tot”, jawabnya memuji. Tak lama kemudian aku terlelap karena lemes, tapi yang lebih penting karena nikmat luar biasa.
Paginya aku terbangun karena ada ciuman lembut dibibirku. "Nyenyak banget bobonya Nes, cape ya". "Iya, om sih nakal", kataku manja. "Tapi nikmat kan, mau lagi gak?'. "Ya mau lah om, dikasi nikmat kok gak mau". "Mau sarapan roti apa sarapan kon tol". "Sarapan kon tol dulu lah om". Dia lalu berbaring telentang di ranjang, lalu aku yang berinisiatif mulai. Aku jongkok di atasnya dan menciumi nya, tangannya mengusap-usap punggungku.
Bibirnya kukulum, ”Hmmmhh… hmmhhh…” dia mendesah-desah. Setelah puas melumat bibir dan lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. makin kebawah lalu kuciumi dadanya. “Hmmmhhh… aduh Nes enak ..” rintihnya. Dia terus mendesah sementara aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya kon tolnya yang sudah ngaceng berat kupegang dan kukocok2, “Ahhhhh… Hhhh…. Hmmhmh… Ohhh Nes…” dia cuman bisa mendesah doang. kon tolnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meremas-remas rambutku saking enaknya, “Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan aku ngemut kon tolnya, kemudian aku bilang, “Om… sekarang giliran om yach?” Dia cuma tersenyum, lalu bangkit sedangkan aku sekarang yang ganti tiduran. Dia mulai nyiumin bibirku. kemudian mulai menciumi leherku sementara tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya. “Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti aku yang mendesah keenakan. Apalagi ketika dia menjilati pentilku yang tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku dan kemudian langsung menciumi me mekku dengan penuh napsu, otomatis pahaku mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati me mek dan it ilku. “Ahh.. Ahhhh…” aku mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali kudengar “slurrp… slurrp…” dia menyedot me mekku yang sudah mulai basah itu. ”Ahhhh… om… Enak …” desahan ku semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar. Napsuku sudah sampe ubun2, dia kutarik untuk segera menancapkan kon tol besarnya di me mekku yang sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake kon tol.
Pelan-pelan dia memasukkan kon tolnya ke dalam me mekku. dengan satu enjotan keras dia menancapkan seluruh kon tolnya dalam me mekku. “Uh… uhhh…. Ahhhhhhh…nikmat banget om” desahku ketika dia mulai asyik menggesek-gesekkan kon tolnya dalam me mekku. Aku menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya kon tolnya di me mekku. Dia mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa mau nyampe, “Ah…om…INes sepertinya mau… ahhh…” dia malah mempergencar enjotan kon tolnya dime mekku, “Bareng nyampenya ya Nes, aku juga dah mau ngecret”, katanya terengah. Enjotan kon tolnya makin cepat saja, sampe akhirnya, “Om, Ines nyampe aah”, badanku mengejang karena nikmatnya, terasa me mekku berdenyut2 meremas kon tolnya sehingga diapun menyodokkan kon tolnya dengan keras, “Nes, aku ngecret aah”, terasa semburan pejunya yang deres dime mekku.
Dia terkapar lemes diatas badanku, demikian pula aku. Setelah istirahat sejenak, dia mencabut kon tolnya , mengajakku membersihkan diri dan sarapan yang beneran. Aku mengontak front office untuk mengarrange one day tour. Karena sudah kesiangan, yang ada hanya city tour saja, half day lagi. Dia setuju saja dengan hal itu, tak lama kemudian kami meluncur dalam bus yang membawa kami mengiktui tour, walaupun namanya city tour, tapi objek wisata yang dikunjungi adalah sekitar daerah Seminyak.
Malemnya, setelah makan malam kembali aku digelutinya. Dia benar2 melampiaskan napsunya padaku, malem itu kembali aku dien totnya dengan penuh napsu, karena lelah akibat bertempur malam sebelumnya ditambah dengan ikut tour, aku hanya dijatah sekali. Ya gak apa seh, karena aku sendiri juga dah lemes . Kulihat dia minum supplemen, biar kuat menggarap aku besok pagi sampe menjelang waktu cek out, katanya. aku sih enjoy saja, menikmati kon tol besarnya keluar masuk me mekku berkali2, sampe aku lemes saking nikmatnya. Benar2 liburan yang luar biasa nikmatnya, uenak tenan, mak nyus, top markotop
Aku bekerja sebagai account manager disatu perusahaan consumer goods yang besar. Dalam memasarkan produknya, perusahaan menyelenggarakan perlombaan bagi para distributor dalam mencapai tager distribusi mereka. Perusahaan menyediakan dana yang cukup besar untuk memotivasi para distributor yang berhasil. Hadiahnya tidak diberikan dalam bentuk cash tetapi dalam bentuk peralatan kantor, yang dibeli dari perusahaan ATK, satu grup dengan perusahaan, atau dalam bentuk perjalanan wisata. Inipun diatur oleh perusahaan perjalanan yang merupakan anggota grup perusahaan juga. Sebagai account manager, aku cukup dekat berinterkasi dengan para pimpinan distributor, salah satunya adalah pak Deni, salah satu diantara beberapa distributor besar yang membantu perusahaan. Perusahaan pak Deni telah beberapa kali memenangkan hadiah karena merupakan satu dari 3 distributor tebaik dalam 1 tahun.
Hadiah biasanya diberikan kepada manager yang dianggap paling berjasa dalam bentuk berwisata sekeluarga. Kali ini, pak Deni memanggil aku untuk membicarakan bentuk hadiah bagi perusahaannya. "Gini Nes", kata pak Deni memulai diskusi. "Aku ingin memanfaatkan hadiah yang aku menangkan". "Lo pak, kan biasanya diberikan kepada manager yang berjasa". "Dari beberapa kali perusahaanku menang, semua managerku sudah mendapat giliran berwisata, malah ada yang keluar negeri. Kali ini aku yang mau menikmatinya. Besarnya anggaran untuk hadiah bagi perusahaanku berapa Nes?" Aku menyebutkan angkanya. "Aku ingin berlibur ke Bali, tidak bawa keluarga he he", katanya sambil tertawa. "memang aku gak punya keluarga kan", lanjutnya sambil tersenyum. Memang pak Deni kudengar seorang duren, duda kerenlah, belum tua, late thirties lah. "Cuma karena aku sendiri yang pergi, boleh gak kalo aku yang milih lokasinya di Bali dan siapa yang akan aku ajak". "Bisa diatur pak, perusahaan kan taunya anggaran tidak terlampaui, selama masih masuk anggaran mah gak masalah. Bapak mo ajak siapa sih, ceweknya ya", godaku. "Aku mo ajak kamu Nes". "Hah, gak salah pak". "ayolah, sesekali kamu nemenin aku refreshing lah. Kan selama ini aku juga membantu kamu mencapai targetmu, iya kan. Harus fairlah untuk kedua belah pihak". "Iya pak, buat bapak apa sih yang gak boleh", jawabku, aku senang mendengar dia mengajakku walaupun aku tau apa yang sebenarnya dia inginkan dari aku, pasti kepuasan sex. Gak masalah buat aku, aku juga suka kepada lelaki seperti pak Deni, dia masuk tipe lelaki yang aku suka. Ganteng, atletis. Pak Deni mengusulkan agar lokasi yang dipilih adalah didaerah Seminyak, salah satu resor mewah di Bali. "Kamu itungin deh, terbang di kelas bisnis buat berdua dan nginep di vila Surga Dunia (bukan nama sebenarnya) yang 1bedroom, anggarannya cukup untuk berapa malem". Aku punya daftar lengkap mengenai harga flight dan hotel2 dibeberapa daerah tujuan wisata, termasuk Bali. "Karena rupiah terdepresiasi sekitar 30% terhadap US$ maka anggarannya hanya cukup buat 2 malem dan business class flight pak". "Ya udah, kamu lapor ke kantor, aku minta kamu yang mengescort aku selama di Bali, bisnis class flight buat 2 orang, dan nginep di vila itu selama 2 malem. Kita mo brangkat kapan?" "Gimana kalo Jumat sore after office hour pak". "Ok". Aku segera membuat laporan kekantor termasuk ijin untuk mengescort pak Deni. Gak masalah buat kantor, karena para account, mo lelaki atawa prempuan, manager punya kewajiban untuk mengentertain distributor2 besar seperti pak Deni, apalagi dia satu dari 3 yang terbaik. Tiket dan bookingan vila serta tour, kuatur dengan perusahaan perjalanan group. Setelah semuanya beres, pak Deni kuberi tau, "Pak semua arrangement sesuai rencana bapak". "Ok, tengkiu Nes, sampe Jumat sore ya". Aku dah tanya ke temenku di perusahaan perjalanan seperti apa sih vila itu, temenku bilang ya kaya rumah besar aja, cuma kamar tidurnya 1, ada private pool tertutup dihalaman belakangnya. Wah asik dong, aku ber honeymoon 2 malem ama pak Deni neh.
Pada harinya, kita ketemu di airport, dia kelihatan santai banget, pakaiannya sangat casual, tidak seperti biasa kalo aku ketemu dia di kantornya, formal pake dai walaupun gak pake jas. Akupun pake "seragam berburu om2" ku, jins ketat dan tank top yang juga ketat sehingga semua bukit dan lembah yang ada ditubuhku tercetak dengan jelas. "Kamu merangsang sekali Nes". "Tenang pak, bapak bisa menikmati semuanya nanti di vila", aku terus terang menawarkan servisku. Dia tersenyum. Di pesawat, kalo tidak menggengam tanganku, dia mengelus2 pahaku, geli2 asik walaupun masih tertutup jins. aku sengaja mengangkangkan pahaku sampe selebar kursi kelas bisnis yang gede, sehingga tangannya langsung menggosok selangkanganku. Kebetulan kelas bisnisnya hanya ada 3 pasangan walaupun kelas ekonominya penuh sesak. Aku jadi menggeliat ketika tangannya menggosok2 selangkanganku. "Paak", bisikku ditelinganya, kawatir kedengaran penumpang lain atau pramugari yang kebetulan lewat. "Jangan panggil pak dong". "abis panggil apa, om aja ya". "Kamu sukanya sama om om ya Nes". "Iya om, Ines maennya selalu ama om om". "Napa kok gak cari yang pantaran kamu, kamu kan masih tergolong abg". "Gak tau deh om, dah terbiasa kali ya, Ines pernah maen ama yang dikit lebih tua dari Ines, hambar rasanya, jadi Ines gak bisa klimax de. Gak nikmat kan kalo gitu". "emangnya kalo ama om om bisa". "La iya lah, Ines kadang bisa 2-3 kali klimax, baru si om ngecrot". "Didalem Nes". "Iya om, biar nikmat". "Polos?". "Iya lah, Ines paling suka kalo Ines klimax terus si om ngecrot dialem, nikmat banget deh klimax bareng kesemprot peju anget". "Kamu gak takut hamil Nes". "ines minum obat om kalo lagi subur. Tapi kalo lagi subur, Ines napsunya lebih berkobar2, jadi cepet dan sering bisa kliax beberapa kali, lebih nikmat de om". Omongan itu kita lakukan sembari berbisik2 tentunya. Tanganku pun mengarah keselangkangannya, terasa sesuatu yang keras sekali ngumpet diselangkangannya. "Om dah keras banget, mo Ines isep om?" "Di toilet? Masuknya ber2, gak lah, kelihatan banget, kan toiletnya didepan, pramugarinya duduk disitu, bisa digedor nanti. Aku nunggu sampe di vila aja de, biar tambah napsu kan". Aku hanya tersenyum, tanganku meneruskan tugasnya menggosok selangkangannya, kuremas pelan, terasa sesuatu yang besar dan keras. "Om punya besar ya". "18x5". "Wah gede banget om, panjang lagi, wah Ines bisa klenger2 nantinya". "Emangnya kamu biasanya ngerasain yang kecil ya es, masih sempit dong". "Gak kecil2 amat si om tapi gak segede om punya. Pasti masih peret om, Ines kan rutin fitnes dan senam bl, ntar Ines empot deh sampe peju om kering". "Wah jadi makin gak sabar neh pengen ngerasain empotan ines, ntar kalo ketagihan gimana Nes". "Ya gak masalah om, kalo om bisa bikin Ines terkapar saking nikmatnya, Ines mah mau aja tinggal ama om biar tiap malem om bisa Ines servis. Om gak usah nyari abg lagi kan, dah tersedia dirumah". Dia cuma senyum2 saja mendengar bisikanku yang terakhir ini. "Om penyalurannya sama abg ya". "La iyalah, masak ama yang seumuran om, dah alot", jawabnya sambil tertawa. "Sama abg yang bahenol dan buluan seperti kamu Nes". "Kok om tau ines buluan, emangnya bisa nembus jins ya mata om". "Ya keliatan lah Nes, luar kota aja dah rame, apalagi dalem kota". "Maksudnya om". Bulu tangan kamu aja panjang2, terus kamu kumisan, pasti jembut kamu lebat. Om suka ama prempuan yang buluan, yang jembutnya lebat". "Napa om". "Napsunya gede, sekarang kamu lagi masa subur gak". "Iya om lagi subur, jangan kawatir ines bawa obatnya kok". "Gak kawatir, cuma ngebayangin kaya apa liarnya kamu nanti, dah napsu besar ditambah lagi subur lagi, dobel besar napsu kamu ya". Ngobrol vulgar seperti itu gak keganggu karena dah selesai makan dan pramugari dah ngambil semua peralatan makan minum.
Gak lama kemudian lampu tanda menggunakan seatbelt menyala. Sebentar kemudian pesawat landing dengan mulus di bandara. Setelah mengambil bagasi, kamipun keluar bandara. Didepan dah tersedia kendaraan dari vila yang menjemput kami. "Bapak dan ibu masih ada yang mau dituju atau langsung ke vila", tanya sopirnya. "Ke vila aja pak", jawabku. Sesampai ke vila, front office menghandle cek in kami dengan sangat efektif, sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, kami sudah ada didalem vila pesananku. Biar yipe 1bedroom tapi mewah fasilitasnya. Ruang tamu berisi sofa jok kulit, tv lcd 42 inch, dvd dan sound system. agak kedalem ada meja makan, pantri kering dan lemari es. Didalem lemari es ada buah dan soft drink, tersedia dispenser air panas dan dingin, semua dah termasuk harga sewa vila. Ada dapur kecil lengkap dengan gas oven, microwave oven dan coffee makernya, pokoknya mewah lah, tentunya tidak ketinggalan kopi, teh, gula, snack pun tersedia lengkap.
Kamar tidurnya pun mewah, dengan ranjang besar, seperangkat sofa, tv lcd ukuran 32 inch dan dvd dan soundsystem juga. Kamar mandinya dengan shower booth dan bath tub besar. Toileteriesnya pun tersedia lengkap, juga sepasang baju mandi dan handuk ukuran besar. Yang paling menarik perhatianku adalah pool yang ada dihalaman belakang, tertutup tembok dan dihiasi dengan pepohonan, gak tinggi tapi rimbun, penerangannya temaram, terutama di gazebo nya. lantainya luas dan tertutup matras. "Wah om, mewah banget ya". "Makanya aku milih ke Seminyak Nes, kaya tinggak di rumah". Mo berenang?'" "emangnya gak dingin om". "Ya enggak lah, Seminyak kan gak jauh dari pantai, biasanya panas. Kamu bawa bikini gak". "Bawa om, ines ganti bentar ya". Aku memang membawa beberapa potong bikini yang minim. Ketika aku keluar hanya berbikini ria, dia sedang berbaring di matras di gazebo. Hanya mengenakan celana dalam.
ada sesuatu yang sangat menonjol di selangkangannya, besar dan panjang, sampe kepalanya nongol dibagian atas cdnya. Dia terbelalak memandangi bodiku yang hanya terbungkus bikini minim. "Nes, kamu merangsang sekali". "om juga, kon tol om gede en panjang banget ya, kepalanya sampe nongol gitu, dah keras banget ya ngacengnya". Aku berbaring disebelahnya. Segera aku dipeluknya dan langsung bibirku diciumnya dengan penuh nafsu, terasa sekali bibirnya mengemut kedua bibirku. Aku menjulurkan lidahnya kedalam mulutnya dan segera dibelit dengan lidahnya dan diisapnya. Gantian dia menjulurkan lidahnya kedalam mulutku, yang segera kusambut dengan lilitan lidahku dan bales aku yang ngemut lidahnya.
Tangannya segera juga menuamber toketku yang masih terbungkus bra bikini dan diremasnya dengan gemas. Aku gak mau kalah, kon tolnya yang sudah keras banget kuremas kepalanya yang nongol dari vagian atas cdnya, "Om keras banget ngacengnya". Dia menguraikan ikatan braku dan melanjutkan meremas ke2 toketku bergantian, sembari tetap mengulum2 bibirku. Dari bibir, jilatannya pindah ke kuping dan tengkukku sembari memlintir2 pentilku yang sebentar saja sudah mengeras. aku menggeliat2 kegelian karena jilatan di kuping dan tengkukku serta pilinan di pentilku. Tak lama kemudian ciumannya turun ke pentilku, dijilat2 dulu kemudian diisep2 pelan2. aku makin menggeliat2 dan mulai melenguh, "Oooom, geli". "Geli apa nikmat?' "Dua2nya om, aaah...". Aku merasa ada rabaan di pahaku. Paha makin kukangkangkan karena aku tau pasti dia sedang ngelus2 pahaku. Aku jadi menggeliat2 karena rabaannya pada paha bagian dalam, “Aah”, erangku, karena napsuku makin naik. “Kenapa Nes, napsu ya”, katanya. “Tangan om nakal sih”, kataku terengah. elusannya makin lama makin naik ke atas. Kini tangannya mulai meraba dan meremes me mekku dari luar cd bikiniku, Aku semakin terangsang karena ulahnya, “Aah om, ines makin napsu nih”, erangku. “Iya Nes, cd bikini kamu udah basah begini. Benerkan, Kamu ternyata napsunya besar ya".
Sapuan lidahnya turun keperutku, kepuserku, sehingga aku kembali menggeliat2 kegelian sambil melenguh gak putus2, "Aah oom, pinter amat seh ngerangsang napsunya Ines". Dia makin nakal ulahnya, pahaku makin dikangkangkannya dan terasa hembusan napasnya yang hangat di pahaku. Dia mulai menjilati pahaku, dari bawah bergerak perlahan keatas sambil digigit2nya pelan. Aku menggigil menahan geli saat lidahnya menyelisuri pahaku.
Jilatannya kemudian mengarah kelutut, betis dan kakiku, makin membuat aku melenguh kegelian, "oom, aaah, geli oom". jari2 kakiku dijilatinya, termasuk telapak kakiku, "oom, geli oom", lenguhku berulang kali. Jilatannya kembali naik keatas, terus sampe ke CD ku. Dijilat2nya pinggiran CD ku dan disingkapnya CDku yang memang minim itu, jembutku berhamburan keluar, singkapannya makin lebar sehingga dia bisa menjilat2 it il ama lubang me mekku. "Ooom, aaah", kembali aku melenguh, kali ini saking nikmatnya. CD ku yang minim itu dengan mudah disingkirkan disingkirkan kesamping dan tak lama kemudian terasa lidahnya menghunjam ke me mekku yang sudah sangat basah. Aku hanya pasrah saja atas perlakuannya, aku hanya bisa mengerang karena rangsangan pada me mekku itu. Lidahnya menyusup ke dalam me mekku dan mulai bergerak keatas. Aku makin mengejang ketika dia mulai menjilati it ilku. “Aah om, Ines sudah pengen dien tot”, aku mengerang saking napsunya.
sementara tangannya masih aktif mengelus2 me mekku dari luar CD ku. Terasa jarinya menyusup kedalam cdku lewat samping. Terasa sekali jarinya mengorek2 me mekku mencari it ilku, setelah ketemu langsung saja dikilik2nya, menggantikan peran lidahnya. “Ooom…”, erangku. me mekku menjadi makin basah.
Dia menghentikan aksinya, kembali memelukku dan mencium bibirku dengan napsunya. Lidahnya kembali menerobos bibirku dan mencari lidahku, segera aku bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling membelit didalam mulutku. Pelukannya makin erat, Terasa ada sesuatu yang mengganjal diperutku, kon tolnya rupanya sudah ngaceng berat seperti dugaanku. Tangannya mulai bergerak kebawah, meremas pantatku, sedang tangan satunya masih ketat mendekapku. Aku menggelinjang karena remasan dipantatku dan tekanan kon tolnya yang ngaceng itu makin terasa diperutku. “Aah”, lenguhku sementara bibirku masih terus dikulumnya dengan penuh napsu juga. Lidahnya kemudian dikeluarkan dari mulutku, bibirku dijilati kemudian turun ke daguku. Tangannya bergeser dari pantatku ke arah me mekku, “Aah”, kembali aku mengerang ketika jarinya kembali mengilik me mekku dari luar cdku. Lidahnya mengarah ke leherku, dijilatinya sehingga aku menggeliat2 kegelian. Sementara itu jarinya sudah menyusup kembali ke dalam cdku lewat samping dan mulai mengelus2 me mekku yang sudah sangat basah itu dan kemudian menjadikan it ilku sasaran berikutnya.Digerakkannya jarinya memutar menggesek it ilku. cdku ditariknya ikatannya sehingga lepas dan dia mulai menggarap me mekku lagi. “Nes, jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu gede banget. Dikilik sebentar aja udah basah begini”, katanya sambil mengangkangkan pahaku lagi. Jembutku disingkirkannya dan langsung saja mulutnya menyosor me mekku lagi. Bibir me mekku diemutnya, lidahnya menyyusup masuk melalui bibir me mekku. Tanpa sadar aku meremes2 rambutnya. Lidahnya mulai menjilati it ilku, perutku mengejang karena menahan kenikmatan rangsangannya.
“Aah terus om, enak”, teriakku. Kepalanya kutekan sehingga menempel erat di me mekku. Lidahnya makin seru saja mengilik me mek dan it ilku. Cairan me mekku diisepnya, itu membuatku makin melayang2. Ketika aku udah hampir nyampe, dia menghentikan aksinya, “Kenapa brenti”, protesku. “ines sudah ampir nyampe”.
Dia melepas cdnya, benar dugaanku. Ternyata kon tolnya besar dan panjang, bengkung keatas dan sudah ngaceng berat. Aku ditariknya bangun kemudian disuruh menelungkup dipinggir matras. Dia memposisikan dirinya dibelakangku, punggungku didorong sedikit sehingga aku menjadi lebih nungging. Pahaku digesernya agar lebih membuka. Aku menggelinjang ketika merasa ada menggesek2 me mekku. me mekku yang sudah sangat licin itu membantu masuknya kon tol besarnya dengan lebih mudah. Kepala kon tolnya sudah terjepit di me mekku. Terasa sekali kon tolnya sesek mengganjal di selangkanganku. “Aah, gede banget kon tol om”, erangku.
Dia diam saja, malah terus mendorong kon tolnya masuk pelan2. Aku menggeletar ketika kon tolnya masuk makin dalam. Nikmat banget rasanya kemasukan kon tolnya yang besar idan bengkong tu. Pelan2 dia menarik kon tolnya keluar dan didorongnya lagi dengan pelan juga, gerakan keluar masuk kon tolnya makin cepat sehingga akhirnya dengan satu hentakan kon tolnya nancep semua di me mekku. “Aah, enak banget kon tol om”, jeritku. “me mekmu juga peret banget deh Nes. baru sekali aku ngerasain me mek seperet me mekmu”, katanya sambil mengenjotkan kon tolnya keluar masuk me mekku. “Huh”, dengusku ketika terasa kon tolnya nancep semua di me mekku, Terasa biji pelernya menempel ketat di pantatku. me mekku terasa berdenyut meremes2 kon tolnya yang nancep dalem sekali karena panjangnya. Tangannya yang tadinya memegang pinggulku mulai meremes toketku dengan gemesnya. Aku menjadi menggelinjang karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk kon tolnya makin dipercepat. Tubuhku makin bergetar merasakan gesekan kon tolnya yang bengkon itu di me mekku. “Enak om, enjotin yang keras, aah, nikmatnya. Ines mau deh om en tot tiap hari”, erangku gak karuan. Keluar masuknya kon tolnya di me mekku makin lancar karena cairan me mekku makin banyak, seakan menjadi pelumas kon tolnya.
Dia menelungkup dibadanku dan mencium kudukku. Aku menjadi menggelinjang kegelian. Pinter banget dia merangsang dan memberi aku nikmat yang luar biasa. Toketku dilepaskannya dan tangannya menarik wajahku agar menengok ke belakang, kemudian bibirku segera diciumnya dengan napsunya. Lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Tangannya kembali meneruskan tugasnya meremes2 toketku. Sementara itu, kon tolnya tetep dienjotkan keluar masuk dengan cepat dan keras. Jembutnya yang kasar dan lebat itu berkali2 menggesek pantatku ketika kon tolnya nancep semuanya di me mekku. Aku menjadi mengerang keenakan berkali2, ini menambah semangatnya untuk makin mgencar mengenjot me mekku.
Pantatku mulai bergerak mengikuti irama enjotan kon tolnya. Pantatku makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan kon tolnya sehingga rasanya kon tolnya nancep lebih dalem lagi di me mekku. “Terus om, enjot yang keras, aah nikmat banget deh dien tot om”, erangku. Dia makin seru saja mengenjot me mekku dengan kon tolnya. Aku tersentak. Perutku terasa kejang menahan kenikmatan yang luar biasa. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas melumat bibirnya juga, sementara gesekan kon tolnya pada me mekku tetep saja terjadi. Akhirnya aku tidak dapat menahan rangsangan lebih lama, me mekku mengejang dan “Om, Ines nyampe aah”, teriakku. me mekku berdenyut hebat mencengkeram kon tolnya sehingga akhirnya, kon tolnya mengedut mengecretkan pejunya sampe 5 semburan. Terasa banget pejunya yang anget menyembur menyirami me mekku.
kon tolnya terus dienjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejunya. Akhirnya aku ambruk kematras dan dia menindihku. Napasku memburu, demikian juga napasnya. kon tolnya terlepas dari jepitan me mekku sehingga terasa pejunya ikut keluar mengalir di pahaku. Dia segera telentang dimatras supaya tidak menindih aku.
“Nes, nikmat banget deh me mek kamu, peret dan empotannya kerasa banget”, katanya.
Dia bangun dan masuk ke vila, "Pindah kekamar yuk Nes", ajaknya. Dengan malas, karena masih ngerasa nikmat akupun bangkit dan mengikutinya masuk kekamar. Dikamar aku telentang diranjang, sementara dia masuk ke kamar mandi. Terdengar grujukan air, dia rupanya sedang membersihkan dirinya, sementara aku masih saja telentang di ranjang menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja aku rasakan. Dia keluar dari kamar mandi, “kamu napsuin deh Nes, toket kamu gede dan kenceng, mana pentilnya gede lagi. sering diemut ya Nes”, katanya. Aku hanya tersenyum mendengar ocehannya. “Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih. Aku paling napsu ngeliat cewek kayak kamu ini, toketnya gede kenceng dan jembutnya lebat, nikmat banget dien totnya,” katanya lagi. Dia berbaring disebelahku dan memelukku, “Nes aku pengen lagi deh”, katanya. Aku kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi, tapi aku suka lelaki kaya begini, udah kon tolnya gede dan panjang, kuat lagi ngen totnya. Dia mulai menciumi leherku dan lidahnya menjilati leherku. Aku menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirku segera diciumnya, lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Sementara itu tangannya mulai meremes2 toketku dengan gemes. Dia melepaskan bibirku tetapi lidahnya terus saja menjilati bibirku, daguku, leherku dan akhirnya toketku. Pentilku yang sudah mengeras dijilatinya kemudian diemutnya dengan rakus. Aku menggeliat2 karena napsuku makin memuncak juga. “Aah, om napsu banget sih, tapi Ines suka banget”, erangku. Toketku yang sebelah lagi diremes2nya dengan gemes. Jari2nya menggeser kebawah, keperutlu, Puserku dikorek2nya sehingga aku makin menggelinjang kegelian. Akhirnya jembutku dielus2nya, tidak lama karena kemudian jarinya menyusup melalui jembutku mengilik2 me mekku. Pahaku otomatis kukangkangkan untuk mempermudah dia mengilik me mekku. “Aah”, aku melenguh saking nikmatnya. Dia membalik posisinya sehingga kepalanya ada di me mekku, otomatis kon tolnya yang sudah ngaceng ada didekat mukaku. Sementara dia mengilik me mek dan it ilku dengan lidahnya, kon tolnya kuremes dan kukocok2, keras banget kon tolnya. Kepalanya mulai kujilati dan kuemut pelan, lidahnya makin terasa menekan2 it ilku sehingga pantatku terangkat dengan sendirinya.
Enggak lama aku mengemut kon tolnya sebab dia segera membalikkan badannya dan menelungkup diatasku, kon tolnya ditancapkannya di me mekku dan mulai ditekennya masuk kedalam. Setelah nancep semua, mulai dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Bibirku kembali dilumatnya dengan penuh napsu, sementara itu terasa banget kon tolnya mengisi seluruh ruang me mekku sampe terasa sesek. Nikmat banget ngen tot sama dia. Aku menggeliat2kan pantatku mengiringi enjotan kon tolnya itu. Cukup lama dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk, tiba2 dia berhenti dan mencabut kon tolnya dari me mekku. Dia turun dari ranjang dan duduk di kursi, aku dimintanya untuk duduk dipangkuannya mengangkang diantara kedua kakinya. Dia memelukku dengan erat. Aku sedikit berdiri supaya dia bisa mengarahkan kon tolnya yang masih ngaceng itu masuk ke me mekku. Aku menurunkan badanku sehingga sedikit2 kon tolnya mulai ambles lagi di me mekku. Aku menggeliat merasakan nikmatnya kon tolnya mendesak masuk me mekku sampe nancep semuanya. Jembutnya menggesek jembutku dan biji pelernya terasa menyenggol2 pantatku.
Aku mulai menaik turunkan badanku mengocok kon tolnya dengan me mekku. Dia mengemut pentilku sementara aku aktif bergerak naik turun. Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. “Aah om, enak banget deh, lebih nikmat dari yang tadi”, erangku sambil terus menurun naikkan badanku mengocok kon tolnya yang terjepit erat di me mekku. me mekku mulai berdenyut lagi meremes2 kon tolnya, gerakanku makin liar, aku berusaha menancepkan kon tolnya sedalam2nya di me mekku sambil mengerang2.
Tangannya memegang pinggulku dan membantu agar aku terus mengocok kon tolnya dengan me mekku. Aku memeluk lehernya supaya isa tetep mengenjot kon tolnya, denyutan me mekku makin terasa kuat, dia juga melenguh saking nikmatnya’ “Nes, empotan me mekmu kerasa banget deh, mau deh aku ngen tot ama kamu tiap hari”.
Akhirnya aku gak bisa menahan rangsangan lebih lama dan “Om, Ines nyampe, aah”, teriakku dan kemudian aku terduduk lemas dipangkuannya.
Hebatnya dia belum ngecret juga, kayanya ronde kedua membuat dia bisa ngen tot lebih lama. “Cape Nes”, tanyanya tersenyum sambil terus memelukku. “He eh”, jawabku singkat. Pelan dia mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga aku berdiri, kon tolnya lepas dari jepitan me mekku. kon tolnya masih keras dan berlumuran cairan me mekku. Kembali aku dimintanya nungging dipinggir ranjang, doyan banget dia dengan doggie style.
aku sih oke aja dengan gaya apa saja karena semua gaya juga nikmat buat aku. Dia menjilati kudukku sehingga aku menggelinjang kegelian, perlahan jilatannya turun ke punggung. Terus turun ke pinggang dan akhirnya sampe dipinggulku. Otot perutku terasa tertarik karena rangsangan jilatan itu. Mulutnya terus menjilati, yang menjadi sasaran sekarang adalah pantatku, diciuminya dan digigitnya pelan. Apalagi saat lidahnya mulai menyapu daerah sekitar lubang pantatku. Geli rasanya. Jilatannya turun terus kearah me mekku, kakiku dikangkangkannya supaya dia bisa menjilati me mekku dari belakang, Aku lebih menelungkup sehingga pantatku makin menungging dan me mekku terlihat jelas dari belakang. Dia menjilati me mekku, sehingga kembali aku berteriak2 minta segera dien tot, “Om nakal deh, ayo dong Ines cepetan dien totnya”. Dia berdiri dan memposisikan kon tolnya dibibir me mekku dan dienjotkannya kedalam dengan keras sehingga nancep semua dengan sekali enjotan. Dia mulai mengenjot me mekku dengan kon tolnya, makin lama makin cepat. Aku kembali menggeliat2kan pantatku mengimbangi enjotan kon tolnya dime mekku. Jika dia mengejotkan kon tolnya masuk aku mendorong pantatku kebelakang sehingga menyambut kon tolnya supaya nancep sedalam2nya di me mekku. Toketku berguncang2 ketika dia mengenjot me mekku. Dia meremes2 toketku dan memlintir2 pentilnya sambil terus mengenjotkan kon tolnya keluar masuk. “Terus om, nikmat banget deh”, erangku lagi. Enjotan berjalan terus, sementara itu aku mengganti gerakan pantatku dengan memutar sehingga efeknya seperti meremes kon tolnya. Dengan gerakan memutar, it ilku tergesek kon tolnya setiap kali dia mengenjotkan kon tolnya masuk. Denyutan me mekku makin terasa keras, diapun melenguh, “Nes, nikmat banget empotan me mek kamu”. Akhirnya kembali aku kalah, aku nyampe lagi dengan lenguhan panjang, “Aah nikmatnya, Ines nyampeee”.Otot perutku mengejang dan aku ambruk ke ranjang karena lemesnya.
Aku ditelentangkan di ranjang dan segera dia menaiki tubuhku yang sudah terkapar karena lemesnya. Pahaku dikangkangkannya dan segera dia menancapkan kembali kon tolnya di me mekku. kon tolnya dengan mudah meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena me mekku masih licin karena cairan yang berhamburan ketika aku nyampe. Dia mulai mengenjotkan lagi kon tolnya keluar masuk. Hebat sekali staminanya, kayanya gak ada matinya ni orang. Aku hanya bisa terkapar menikmati sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan kon tolnya. Dia terus mengejotkan kon tolnya dengan cepat dan keras.
Dia kembali menciumi bibirku, lherku dan dengan agak membungkukkan badan dia mengemut pentilku. Sementara itu enjotan kon tolnya tetap berlangsung dengan cepat dan keras. Aku agak sulit bergerak karena dia agak menindih badanku, keringatku sudah bercampur aduk dengan keringatnya. Enggak tau sudah berapa lama dia mengen toti ku sejak pertama tadi. Dia menyusupkan kedua tangannya kepunggungku dan menciumku lagi. kon tolnya terus saja dienjotkan keluar masuk. Perutku mengejang lagi, aku heran juga kok aku cepet banget mau nyampe lagi dien tot dia. Aku mulai menggeliatkan pantatku, kuputar2 mengimbangi enjotan kon tolnya. me mekku makin mengedut mencengkeram kon tolnya, pantatku terkadang terangkat menyambut enjotannya yang keras, sampe akhirnya, “terus om, yang cepet, Ines udah mau nyampe lagi”, teriakku. Dia dengan gencarnya mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dan, “Aah Ines nyampe lagi”, aku berteriak keenakan. Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejunya yang kuat di me mekku. Diapun ngecret dan ambruk diatas badanku. Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 aku karena aku udah nyampe 3 kali sebelum dia akhirnya ngecret dime mekku.
“Om kuat banget deh ngen totnya, mana lama lagi. Nikmat banget ngen tot ama om. Kapan om ngen totin Ines lagi”, kataku. Dia tersenyum mendengar sanjunganku. “Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ngen totin kamu. me mek kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku en tot”, jawabnya memuji. Tak lama kemudian aku terlelap karena lemes, tapi yang lebih penting karena nikmat luar biasa.
Paginya aku terbangun karena ada ciuman lembut dibibirku. "Nyenyak banget bobonya Nes, cape ya". "Iya, om sih nakal", kataku manja. "Tapi nikmat kan, mau lagi gak?'. "Ya mau lah om, dikasi nikmat kok gak mau". "Mau sarapan roti apa sarapan kon tol". "Sarapan kon tol dulu lah om". Dia lalu berbaring telentang di ranjang, lalu aku yang berinisiatif mulai. Aku jongkok di atasnya dan menciumi nya, tangannya mengusap-usap punggungku.
Bibirnya kukulum, ”Hmmmhh… hmmhhh…” dia mendesah-desah. Setelah puas melumat bibir dan lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. makin kebawah lalu kuciumi dadanya. “Hmmmhhh… aduh Nes enak ..” rintihnya. Dia terus mendesah sementara aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya kon tolnya yang sudah ngaceng berat kupegang dan kukocok2, “Ahhhhh… Hhhh…. Hmmhmh… Ohhh Nes…” dia cuman bisa mendesah doang. kon tolnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meremas-remas rambutku saking enaknya, “Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan aku ngemut kon tolnya, kemudian aku bilang, “Om… sekarang giliran om yach?” Dia cuma tersenyum, lalu bangkit sedangkan aku sekarang yang ganti tiduran. Dia mulai nyiumin bibirku. kemudian mulai menciumi leherku sementara tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya. “Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti aku yang mendesah keenakan. Apalagi ketika dia menjilati pentilku yang tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku dan kemudian langsung menciumi me mekku dengan penuh napsu, otomatis pahaku mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati me mek dan it ilku. “Ahh.. Ahhhh…” aku mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali kudengar “slurrp… slurrp…” dia menyedot me mekku yang sudah mulai basah itu. ”Ahhhh… om… Enak …” desahan ku semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar. Napsuku sudah sampe ubun2, dia kutarik untuk segera menancapkan kon tol besarnya di me mekku yang sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake kon tol.
Pelan-pelan dia memasukkan kon tolnya ke dalam me mekku. dengan satu enjotan keras dia menancapkan seluruh kon tolnya dalam me mekku. “Uh… uhhh…. Ahhhhhhh…nikmat banget om” desahku ketika dia mulai asyik menggesek-gesekkan kon tolnya dalam me mekku. Aku menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya kon tolnya di me mekku. Dia mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa mau nyampe, “Ah…om…INes sepertinya mau… ahhh…” dia malah mempergencar enjotan kon tolnya dime mekku, “Bareng nyampenya ya Nes, aku juga dah mau ngecret”, katanya terengah. Enjotan kon tolnya makin cepat saja, sampe akhirnya, “Om, Ines nyampe aah”, badanku mengejang karena nikmatnya, terasa me mekku berdenyut2 meremas kon tolnya sehingga diapun menyodokkan kon tolnya dengan keras, “Nes, aku ngecret aah”, terasa semburan pejunya yang deres dime mekku.
Dia terkapar lemes diatas badanku, demikian pula aku. Setelah istirahat sejenak, dia mencabut kon tolnya , mengajakku membersihkan diri dan sarapan yang beneran. Aku mengontak front office untuk mengarrange one day tour. Karena sudah kesiangan, yang ada hanya city tour saja, half day lagi. Dia setuju saja dengan hal itu, tak lama kemudian kami meluncur dalam bus yang membawa kami mengiktui tour, walaupun namanya city tour, tapi objek wisata yang dikunjungi adalah sekitar daerah Seminyak.
Malemnya, setelah makan malam kembali aku digelutinya. Dia benar2 melampiaskan napsunya padaku, malem itu kembali aku dien totnya dengan penuh napsu, karena lelah akibat bertempur malam sebelumnya ditambah dengan ikut tour, aku hanya dijatah sekali. Ya gak apa seh, karena aku sendiri juga dah lemes . Kulihat dia minum supplemen, biar kuat menggarap aku besok pagi sampe menjelang waktu cek out, katanya. aku sih enjoy saja, menikmati kon tol besarnya keluar masuk me mekku berkali2, sampe aku lemes saking nikmatnya. Benar2 liburan yang luar biasa nikmatnya, uenak tenan, mak nyus, top markotop
Tidak ada komentar:
Posting Komentar